Mengajarkan Prinsip Lean dengan Origami: Pendekatan Praktis untuk Menarik Perencanaan

11

Industri konstruksi, dan manajemen proyek secara umum, sering kali kesulitan dalam hal prediktabilitas dan efisiensi. Last Planner® System (LPS), yang dikembangkan oleh Glenn Ballard dan Greg Howell, bertujuan untuk memecahkan masalah ini dengan berfokus pada alur kerja yang andal dan pembelajaran berkelanjutan. Komponen utama LPS adalah Perencanaan Tarik, sebuah proses kolaboratif yang membalikkan metode “dorongan” tradisional dengan memulai dari tujuan akhir dan bekerja mundur.

Apa itu Perencanaan Tarik?

Tidak seperti perencanaan tradisional, di mana tugas ditetapkan dari atas ke bawah, Perencanaan Tarik dimulai dengan pencapaian akhir dan menanyakan apa yang perlu dilakukan segera sebelum untuk mencapainya. Hal ini menciptakan efek “tarikan”: setiap tahapan meminta apa yang diperlukan dari tahapan sebelumnya, bukannya diberitahu apa yang harus dilakukan. Pendekatan ini, seperti yang disoroti oleh Tsao et al., sejalan dengan prinsip lean dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan koordinasi.

Prosesnya biasanya melibatkan:

  1. Mendefinisikan keseluruhan struktur fase proyek.
  2. Menyiapkan tampilan visual (sering berupa papan tulis) untuk melacak kemajuan.
  3. Merencanakan mundur dari pencapaian akhir.
  4. Mengidentifikasi dan mengatasi kendala yang mungkin menunda pengiriman.
  5. Memastikan kesepakatan antara anggota tim mengenai tugas dan jadwal.

Gamifying Lean: Simulasi Rumah Origami

Untuk mewujudkan konsep ini, para pendidik dan perusahaan menggunakan simulasi gamifikasi, seperti latihan Rumah Origami. Pendekatan langsung ini mempersingkat kurva pembelajaran, memungkinkan peserta untuk merasakan prinsip-prinsip Lean dalam waktu singkat.

Latihan ini melibatkan enam stasiun, masing-masing mewakili satu langkah dalam proses perakitan sederhana. Dua putaran dijalankan:

  • Putaran 1: Pekerja hanya fokus pada tugas yang diberikan, dengan komunikasi terbatas. Ini meniru alur kerja tradisional dan tertutup.
  • Putaran 2: Tim diperbolehkan mengurutkan ulang pekerjaan, menyeimbangkan beban kerja, dan menyelesaikan masalah kontrol kualitas secara kolaboratif. Hal ini menunjukkan kekuatan perencanaan tarik dan perbaikan berkelanjutan.

Metrik & Hasil Kinerja

Simulasi ini melacak indikator kinerja utama (KPI) untuk menggambarkan manfaat prinsip lean. Data menunjukkan:

Metrik Putaran 1 Putaran 2
Produksi (unit) 4.2 6.6
Waktu Siklus (detik) 156.40 123,80
Total Waktu (menit) 6 6
Persediaan (unit) 3.2 3.6
Pengerjaan ulang (unit) 0,6 0
Biaya Produksi ($) $60.000 $60.000
Biaya Inventaris/Pengerjaan Ulang ($) $380 $360
Total Biaya ($) $60,380 $60.360
Biaya per Produk ($) $14.376,19 $9.145,45

Hasil ini jelas menunjukkan bahwa Putaran 2, dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis tarik, menghasilkan waktu siklus yang lebih cepat, pengurangan pengerjaan ulang, dan biaya per produk yang jauh lebih rendah. Simulasi ini menyoroti bagaimana hambatan diidentifikasi dan diatasi ketika tim bekerja sama, fokus pada memberikan nilai, bukan sekadar menyelesaikan tugas.

Nilai Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman

Seperti Alves dkk. tekankan, Lean Construction bukan hanya tentang alat dan teknik; hal ini membutuhkan keterlibatan yang berkelanjutan dan pengalaman pembelajaran yang bermakna. Simulasi seperti latihan Rumah Origami memberikan hal tersebut: lingkungan yang aman dan berisiko rendah di mana peserta dapat menginternalisasikan prinsip-prinsip lean melalui latihan. Organisasi-organisasi, seperti Universitas Katolik Kepausan Peru, menyadari kebutuhan ini dan secara aktif berkontribusi dalam upaya menjadikan Lean Construction sebuah kenyataan yang bertahan lama, bukan sekedar tren yang berlalu begitu saja.

Kesimpulannya, metode gamifikasi Origami memberikan cara yang ampuh untuk mengajarkan Perencanaan Tarik, yang menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif berbasis tarikan menghasilkan peningkatan nyata dalam efisiensi, biaya, dan kualitas. Simulasi ini menggarisbawahi pentingnya pembelajaran dan adaptasi berkelanjutan dalam mencapai keberhasilan proyek yang berkelanjutan.